TELAAH
KURIKULUM DAN BUKU TEKS
TENTANG
BAHAN
AJAR
Oleh
Yessy
novita dewi
14046013
PENDIDIKAN
SEJARAH
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan
: Sekolah
Menengah Atas (SMA)
Mata
Pelajaran
: Sejarah indonesia
Kelas : X
Alokasi
Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi
Dasar
3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia serta
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
C. Indikator
Pencapaian Kompetensi
Siswa dapat :
a. Memahami
berbagai hipotesis tentang jalur masuk agama Hindu-Buddha di Indonesia.
b. Memahami
berbagai teori penyabaran agama Hindu-Buddha di Indonesia.
c. Mendiskripsikan
berkembangnya tradisi dan ajaran Hindu-Budha di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali informasi melalui
berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep,
menginterprestasi mengasosiasi dan mengomunikasikan, siswa dapat :
1.
Menunjukkan nilai-nilai syukur pada ciptaan Tuhan YME berupa mengamalkan
ajaran agamanya secara benar.
2. Menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya pada
masa kerajaan
Sunda
4.
Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah.
5.
Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
7.
menganalisis
perkembangan agama hindu budha pada masa kerajaan Sunda.
8.
Menemukan bukti-bukti sejarah tentang perkembangan kerajaan Sunda dengan cermat.
E. Metode
Pembelajaran
Model
Pembelajaran : diskusi, ceramah, Tanya jawab,
Metode
Pembelajaran :
Kooperatif Learning
Pendekatan
Pembelajaran : Scientific
F. Kegiatan
Pembelajaran
|
Kegiatan
|
Ddeskripsi
|
Abstraksi waktu
|
|
1. Pendahuluan
|
a. Memberikan salam
b. Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar
c. Menanyakan kehadiran siswa
d. Mempersilahkan salah satu siswa
memimpin doa
e. Memberikan motivasi
f. Menyampaikan
topik dan kompetensi yang akan dicapai
g. Menyampaikan keterkaitan materi
dengan materi sebelumnya dan pentingnya materi
|
15 menit
|
|
2. Inti
|
Mengamati :
Membaca buku
teks dan melihat gambar-gambar tentang Indonesia pada zaman
Hindu-Buddha.
Menanya :
· Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.
Mengasosiasi :
· Menganalisis informasi dan data-data yang
didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman
Hindu-Buddha.
Mengekplorasikan:
· Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha melalui bacaan, internet, pengamatan
terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau
peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat
Mengkomunikasikan :
Hasil analisis
kemudian dilaporkan dalam bentuk tertulis tentang Indonesia pada zaman
Hindu-Buddha.
|
65 menit
|
|
1. Penutup
|
a. Siswa menyimpulkan materi
pembelajaran dengan bantuan guru
b. Guru memberikan evaluasi untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
c. Siswa melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan pemberian tugas dari guru
d. Siswa diberi tugas berupa menyusun
laporan diskusi secara kelompok
e. Kegiatan diakhiri dengan salam
|
15 menit
|
G. Alat dan Sumber
Belajar
1. Media :
a. Power point (Gambar dan Ilustrasi Kerajaan Sunda)
b. media pembelajaran konvensional
(peta wilayah kekuasaan kerajaan Sunda)
c. Lembar Kerja Siswa Kelas X SMA/MA
d. media pendukung
lainnya
2. Sumber Belajar :
a. Buku
Sejarah Indonesia kelas
X
b. Buku-buku
lainya terkait materi tentang kerajaan
sunda
c.
Internet ( jika tersedia)
d.Gambar peninggalan kerajaan Sunda
e.Peta wilayah kerajaan Sunda
H. Penilaian
Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik
: Observasi, Portofolio,
Tertulis/lisan
2. Bentuk
: Test tertulis dan Kinerja
3. Instrumen Test
Tertulis : 5 essay dan 5 objektif (terlampir)
4. Kunci
Jawaban
: terlampir
5. Pedoman Penilaian
: terlampir
6. Tugas :
Mengerjakan laporan hasil diskusi kelompok
Lampiran 1. (Ringkasan
Materi)
|
Gerak
sejarah
|
Fakta
|
Konsep
|
prinsip
|
opini
|
|
Lahir
|
Kerajaan
Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669 M yang awalnya merupakan bagian dari kerajaan
Tarumanegara.
|
Didirikan
|
Tarusbawa
mendirikan kerajaan sunda adalah untuk memperbaiki keadaan kerajaan
tarumanegara yang mulai melemah
|
Tarusbawa
merupakan seorang pemimpin yang berwawasan luas dan bijaksana
|
|
Berkembang
|
Raja
Galuh menuntut penisahan diri dari kerajaan Tarumanegara di bawah kekuasaan
kerajaan Sunda
|
Persaingan
kekuasaan
|
Pada awal pemerintahan Tarusbawa,
pamor kerajaan Tarumanegara menurun
|
-Raja
Galuh terlalu berambisi terhadap kekuasaan
-
Tarusbawa belum terlalu cakap dalam pemerintahan
|
|
Kejayaan
|
Kerajaan
sunda mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Prabu
Sanjaya Harisdarma atau Rakeyan Jamri (723 – 732) dengan
dikuasainya kerajaan Galuh, sriwijaya dan kerajaan Melayu
|
Penguasaan
wilayah
|
Prabu Sanjaya Harisdarma memiliki
prajurit yang banyak, prajurit dari
Kerajaan Sunda di ikut serta bergabung dengan prajurit-prajurit Bumi Mataram
dan Bumi Sembara dalam melakukan ekspedisinya.
|
-Sanjaya
merupakan raja yang gagah berani
-kerajaan
Sunda lebih kuat daripada kerajaan Galuh, Sriwijaya, dan Melayu
|
|
mundur
|
Pada masa pemerintahan Mahaprabu
Wastukencana, kerajaan Sunda Galuh dibagi menjadi 2 ( sebelah barat dan timur
Citarum) serta munculnya kerajaan Pajajaran
|
Pembagian
wilayah kekuasaan
|
Mahaprabu
Wastukencana kerajaan Suda Galuh dilebur dengan raja Jayadewata, Sribaduga Maharaja, Prabu
Siliwangi, dengan ibukota Pakuan ( kerajaan Pajajaran)
|
-kerajaan
sunda telah mengalami kemunduran
-mahaprabu
wastukencana lemah dalam memerintah
|
A. Awal berdirinya kerajaan sunda
Sebelum menjadi sebuah kerajaan yang besar dan kokoh, Sunda
merupakan daerah bagian wilayah Tarumanegara. Sri Maharaja Linggawarman
Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi (raja terakhir kerajaan Tarumanegara yang
memerintah hanya selama tiga tahun, 666-669 M), menikah dengan Déwi Ganggasari
dari Indraprahasta. Dari Ganggasari, beliau memiliki dua anak, yang keduanya
perempuan. Déwi Manasih, putri sulungnya, menikah dengan Tarusbawa dari Sunda,
sedangkan yang kedua, Sobakancana, menikah dengan Dapuntahyang Sri Janayasa,
yang selanjutnya mendirikan kerajaan Sriwijaya.
Setelah Linggawarman meninggal, kekuasaan Tarumanagara turun
kepada menantunya, Tarusbawa. Hal ini menyebabkan penguasa Galuh, Wretikandayun
(612-702) memberontak, melepaskan diri dari Tarumanagara, serta mendirikan
Galuh yang mandiri. dari pihak Tarumanagara sendiri, Tarusbawa juga
menginginkan melanjutkan kerajaan Tarumanagara. Tarusbawa selanjutnya
memindahkan kekuasaannya ke Sunda, di hulu sungai Cipakancilan dimana di daerah
tersebut sungai Ciliwung dan sungai Cisadane berdekatan dan berjajar. Kurang
lebih adalah Kotamadya Bogor saat ini. Sedangkan Tarumanagara diubah menjadi
bawahannya. Beliau dinobatkan sebagai raja Sunda pada hari Radite Pon, 9
Suklapaksa, bulan Yista, tahun 519 Saka (kira-kira 18 Mei 669 M). Sunda dan
Galuh ini berbatasan, dengan batas kerajaanya yaitu sungai Citarum (Sunda di
sebelah barat, Galuh di sebelah timur).
B. perkembangan kerajaan sunda
Pada masa kekuasaannya, pamor Tarumanagara sudah sangat
menurun, sehingga ia ingin mengembalikan keharuman jaman Purnawarman yang
berkedudukan di ibukota Sundapura. Akhirnya pada tahun 670, ia mengganti nama
Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Jadi dapat dikatakan, bahwa Kerajaan Sunda
adalah penerus resmi dari Kerajaan Tarumanagara. Tarusbawa kemudian mendirikan
ibukota kerajaan yang baru di daerah pedalaman dekat Hulu Cipakancilan, yang kemudian
dikenal dengan nama Pakuan. Di ibukota baru inilah, Tarusbawa mendirikan 5 buah
keraton yang bentuk maupun besarnya sama, dan posisinya berjajar. Keraton
tersebut masing-masing diberi nama yaitu Bima,
Punta, Narayana, Madura, dan Suradipati.
Setelah keraton tersebut selesai dibangun, kemudian diberkati oleh Bujangga
Sedamanah di hadapan Tarusbawa.
Peristiwa pergantian nama kerajaan ini kemudian dijadikan
alasan oleh Wretikandayun (Raja Galuh pertama) untuk
memisahkan negaranya dari
kekuasaan Tarusbawa. Tuntutan pemisahan kekuasaan ini disampaikan melalui
sebuah surat. Sebelumnya, kerajaan Galuh memang merupakan kerajaan
dibawah pengaruh dari Tarumanagara. Dikarenakan Tarusbawa adalah seorang raja
yang penyabar dan cinta damai, serta ingin menghindari perang saudara dengan
Galuh, akhirnya Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Kawasan bekas kekuasaan
Tarumanagara kemudian dipecah menjadi dua kerajaan yang tingkatnya sejajar,
yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan sungai Citarum sebagai batasnya
(Cianjur ke Barat wilayah Sunda, Bandung ke Timur wilayah Galuh). Sebenarnya
angkatan perang Kerajaan Sunda belum tentu kalah dari angkatan perang Galuh.
Tetapi untuk membina sikap persaudaraan dengan Galuh, maka Tarusbawa berpikir
lebih baik membina separuh kerajaan tetapi kuat, daripada menguasai seluruh
wilayah kerajaannya dalam posisi lemah.
C. Puncak kejayaan kerajaan sunda
Kerajaan Sunda
mencapai puncak kejayaan pada masa Sanjaya. Saat Tarusbawa berkuasa, Kerajaan
Sunda memilih netral dalam rencana penyerangan Sanjaya terhadap Galuh. Namun
setelah Sanjaya berkuasa, otomatis Kerajaan Sunda menjadi bagian dari pasukan
penyerangan terhadap Galuh. Kekuatan Sanjaya untuk menyerang Galuh, semakin
kuat setelah prajurit dari Kerajaan Sunda di ikut sertakan bergabung dengan
prajurit-prajurit Bumi Mataram dan Bumi Sembara.
Pasukan khusus dari Bumi Mataram dan Bumi Sembara langsung
dipimpin Sanjaya dengan tugas untuk melakukan serangan. Sedangkan Patih Anggada
memimpin pasukan Kerajaan Sunda bertugas untuk mengurung ibukota Galuh dan
menghadang setiap prajurit Galuh yang akan melarikan diri. Dengan strategi
perang ajaran Pustaka Ratuning Bala
Sariwu, akhirnya serangan dilakukan pada malam hari dengan diam-diam dan
mendadak. Pasukan Galuh dari Indraprahasta tidak sempat melakukan perlawanan
yang berarti akibat dari serangan kilat ini. Seluruh keluarga Purbasora gugur,
sedangkan Purbasora sendiri tewas saat langsung berhadapan dengan
Sanjaya. Bimaraksa selaku senapati Galuh, dibiarkan lolos oleh pasukan
Sanjaya (hal ini merupakan amanat dari Resiguru Jantaka yang dijunjung tinggi
oleh Sanjaya). Kemudian Bimaraksa dan beberapa pengikutnya bersembunyi di
daerah Geger Sunten.
Dengan adanya perdamaian antara Sunda dan Galuh, kegemaran
Sanjaya dalam hal berperang tidak luntur. Kali ini Sanjaya melakukan ekspedisi
perang ke daerah perairan Selat Sunda, bahkan sempat mengalahkan Kerajaan
Sriwijaya yang saat itu dipimpin oleh Indrawarman. Kemenangan melawan Sriwijaya
semakin membuat Sanjaya menjadi-jadi, peperangan diteruskan hingga ke Kerajaan Melayu.
Pada tahun
732 Sanjaya memprakarsai semacam konfrensi yang diadakan oleh raja-raja di
seluruh pulau Jawa. Ibukota Galuh dipilih sebagai tempat konfrensi. Hasil dari
konfrensi itu adalah merumuskan bahwa:
(1).
Daerah sebelah barat Citarum sampai ke Ujung Kulon, menjadi hak waris keturunan
Tarusbawa
(2).
Daerah sebelah timur Citarum termasuk Jawa Pawatan dibagi dua, antara Tamperan
yang menguasai bagian selatan dan Demunawan menguasai bagian utara (termasuk kekuasaan
Galunggung dan dan ibukota Kuningan, Saung Galah)
(3).
Bagian tengah pulau Jawa akan diperintah oleh Sanjaya dan menjadi hak waris
keturunan Galuh-Kalingga
(4).
Daerah sebelah timur bagian utara Kali Progo menjadi bagian Prabu Narayana dan
keturunannya dari keluarga Kalingga (Bumi Sembara).
D. Kemunduran kerajaan sunda
Mahaprabu Wastukencana yang berkuasa atas Kerajaan Sunda dan
Galuh menjelang akhir hayatnya membagi kerajaan menjadi dua bagian : Sebelah
barat Citarum, kerajaan Sunda diberikan kepada Haliwungan atau Prabu
Susuktunggal, anak dari istri Ratna Sarkati. Sebelah timur Citarum, Kerajaan
Galuh kepada Dewa Niskala, anak dari istri Mayangsari. Kedua Kerajaan berdiri
sejajar. Kerajaan Sunda Galuh kembali ke masa pemecahan, kali ini karena amanat
Wastukencana.Skandal terjadi di Kawali. Perang Bubat ternyata masih menyisakan
soal. Diawali dengan pelarian pembesar Majapahit ke Galuh. Waktu itu memang
sedang terjadi huru hara akibat perebutan kekuasaan di Majapahit. Pelarian di
sambut baik di Galuh. Yang jadi soal adalah Dewa Niskala mengawini salah
seorang pembesar Majaphit tersebut, sesuatu yang diharamkan sejak Bubat. Lebih
lebih lagi wanita itu telah bertunangan.
Akibat pelanggaran kode etik itu, Prabu Susuktunggal menjadi
murka dan berniat menyerbu Galuh. Namun perang dapat dicegah, dan pihak pihak
bersengketa duduk di meja perundingan. Hasil kesepakatan adalah baik
Susuktunggal ataupun Dewa Niskala harus mengundurkan diri sebagai raja di
kerajaan masing masing. Sebagai gantinya mereka menunjuk Jayadewata yang
merupakan anak Dewa Niskala sekaligus mantu Susuktunggal. Akhirnya Kerajaan
Sunda Galuh kembali dilebur dengan raja Jayadewata, Sribaduga Maharaja, Prabu
Siliwangi, dengan ibukota Pakuan. Maka lahirlah Kerajaan Pajajaran.
Sumber
bacaan:
Marwati
Djoened Poesponegoro. 2008. Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka
Sartono Kartodirdjo,, dkk. 1977. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka
Lampiran 2. (Soal Materi)
A.
Soal pilihan ganda
1. Hal utama yang melatarbelakangi
Tarusbawa mendirikan kerajaan sunda
adalah…
A. Tarusbawa merupakan menantu dari
raja terakhir kerajaan Tarumanegara
B. Kondisi lingkungan dan letaknya yang
strategis
C. Kerajaan Sunda merupakan bagian
kerajaan tarumanegara
D. Pindahnya pusat kerajaan
Tarumanegara ke tanah Sunda
2. Faktor yang paling mendasari
kerajaan Galuh ingin memisahkan diri dari kerajaan tarumanegara adalah……
A. Jatuhnya kekuasaan kerajaan
Tarumanegara ke tangan Tarusbawa
B. Ingin mendirikan kerajaan yang
mandiri
C. Dipindahkannya pusat kerajaan
Tarumanegara ke wilayah Sunda
D. A dan C benar
3. Kerajaan sunda mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan sanjaya, hal tersebut dibuktikan oleh…..
A. Sanjaya menjalin kerjasama ekonomi
dengan pedagang asing
B. Sanjaya berhasil menaklukan kerajaan
Galuh, sriwijaya dan melayu
C. Perkembangan ekonomi, politik dan
sosial budaya berjalan dengan baik
D. Sanjaya membangun sarana dan
prasarana di wilayah kekuasaannya
4. Diantara faktor berikut yang bukan
merupakan faktor kemunduran kerajaan sunda adalah….
A. Terpecahnya kerajaan Sunda menjadi
dua
B. Munculnya kerajaan baru (Pajajaran)
C. Terjadinya kegoncangan kekuasaan
D. Semua benar
5. Dalam perkembangannya yang menjadi
pusat prioritas kerajaan sunda adalah…..
A . Aspek pendidikan dan keagamaan
B Aspek sosial dan
budaya
C Aspek ekonomi dan
pemerintahan
D aspek
kesejahteraan masyarakat
B.
Soal
essay
1. Menurut analisis anda bagaimana
perkembangan Agama hindu- Budha pada masa kerajaan Sunda?
2. Menurut pandangan anda mengapa
Tarusbawa mendirikan kerajaan Sunda padahal tarusbawa sendiri dipilih sebagai
penerus kerajaan tarumanegara?
3. Pada perkembangannya kerajaan sunda
telah mengalami beberapa perpindahan pusat kerajaan, menurut anda kenapa hal
itu bisa terjadi?
4. Kerajaan Sunda berkembang dalam
waktu yang cukup lama yaitu pada tahun 669-1579 M, menurut analisis anda apa
factor yang menyebabkan kerajaan sunda mengalami kemunduran?
5. Salah satu factor yang mendorong
kerajaan Sunda mengalami Kemunduran adalah dengan dipecahnya Kerajaan sunda
menjadi dua bagian yaitu sebelah barat dan timur Citarium. Menurut anda mengapa
hal itu bisa terjadi dan apa tujuan pembagian tersebut?
Lampiran 3 (kunci jawaban)
1. D
2. D
3. B
4. D
5. C
Lampiran 4. (Pedoman Penilaian)
Penghitungan
Penilaian Soal Pilihan Ganda: 5 butir x
1 = 5
Penghitungan
nilai essay: 5 soal x 1 = 5
Lembar Pengamatan:
Rubrik kegiatan Diskusi
|
No
|
Nama Siswa
|
A s p e k P e n g a m a t a n
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
Ket.
|
||||
|
Kerja sama
|
Meng-
komunika
sikan pen-dapat
|
Toleransi
|
Keaktifan
|
Menghargai pendapat teman
|
|||||
Keterangan Skor :
Masing-masing
kolom diisi dengan kriteria :
4
= Baik Sekali
3
= Baik
2
= Cukup
1
= Kurang
Nilai =
∑ Skor perolehan X 100
Skor Maksimal
(20)
Kriteria Nilai :
A
= 80 –
100 :
Baik Sekali
B
= 70 –
79 :
Baik
C
= 60 –
69
: Cukup
D
= <
60
: Kurang